Di dalam dunia kerja
kita selalu mendengar istilah pelatihan kerja (training). Pelatihan kerja banyak digunakan perusahaan untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Memiliki karyawan yang berpotensi tidak menjamin
bahwa karyawan tersebut dapat berhasil melakukan pekerjaannya. Karyawan harus
mengetahui dan memahami serta menguasai tugasnya dengan baik sesuai dengan
keinginan perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Guna meningkatkan
potensi kerja karyawan maka perusahaan memerlukan suatu pelatihan kerja bagi
karyawannya.
Pelatihan kerja yang
biasa dikenal dengan pelatihan menurut PP 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan kerja Nasional adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Bermacam-macam metode
pelatihan yang dapat digunakan oleh perusahaan. Salah satu metode yang paling
popular sejak lama adalah metode On the
Job Training (OJT).
OJT adalah suatu proses
yang terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kebiasaan kerja
dan sikap karyawan. Dengan kata lain OJT merupakan metode pelatihan dengan cara
pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya,
dibawah bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang telah berpengalaman atau
seorang supervisor. Mengapa metode
ini popular? Metode ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan orang yang
dilatih pun bisa sambil bekerja.
Fakta menunjukkan bahwa
Perusahaan besar yang ada di Indonesia masih menggunakan OJT sebagai metode
pelatihannya. Di dalam Code of Corporate
Governance PT Pertamina (Persero) yakni untuk peningkatan kualitas SDM,
Pertamina menggunakan pelatihan OJT dan benchmarking.
OJT juga digunakan oleh PT PLN (Persero) dimana OJT adalah tahap akhir dari
proses Diklat Prajabatan/Program Beasiswa Ikatan Dinas PT PLN (Persero).
Sedangkan Ditjen Pajak pernah melakukan OJT mini untuk para pegawai baru Dirjen
Pajak di seluruh Indonesia. Hasil dari
OJT mini tersebut dievaluasi dalam suatu lokakarya untuk membahas kelebihan dan
kekurangan serta berbagai point perbaikan OJT yang pernah dilaksanakan. Penelitian
Nur Markhandieni (2009) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara metode OJT terhadap kinerja karyawan
Pondok Jatim Park Kota Batu.
Sebelum memakai metode ini
tentunya kita harus tahu apa tujuan metode OJT, pertama, karyawan baru
memperoleh pengalaman langsung serta mengenal jenis pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Kedua, mengamati secara langsung apa yan
menjadi tanggung jawabnya, melihat apa yang harus dikerjakan, mampu menunjukkan
apa yang dikerjakan (salah dan benar) kemudian mampu menjelaskan tentang apa
yang dikerjakan. Ketiga, meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dengan jelas, mengamati, melihat dan mengerjakan sendiri di bawah bimbingan supervisor.
Keempat, meningkatkan kecepatan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
mengulang-ulang jenis pekerjaan yang sama disertai kepercayaan diri. Kelima, meningkatkan
diri mulai dari tingkat dasar, terampil dan akhirnya menjadi mahir.
Metode OJT sangat cocok
untuk karyawan baru karena karyawan masih memiliki sikap kerja yang positif
menuju prestasinya. Karyawan baru diharapkan memiliki gambaran atau pengetahuan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rekan kerja dan
pekerjaannya yang nyata. Karyawan baru juga akan lebih cepat mengenal situasi
kerjanya dan mampu berorientasi pada pekerjaaanya dengan lebih optimal.
Metode ini akan
berhasil dan sukses apabila dirancang dengan baik dan benar. Dalam program OJT,
karyawan yang berpengalaman bertindak sebagai pelatih yang tentunya harus
mempersiapkan diri baik dari segi material pembelajaran, mengembangkan
keterampilan, mempresentasikan program, mengadaptasikan ke individu-individu
serta tentunya dapat melakukan evaluasi.
Ketika seorang karyawan
telah terpilih menjadi seorang pelatih maka dia harus memperhatikan beberapa
hal. Pertama, prinsip belajar orang dewasa yakni
orang dewasa membawa pengalaman dalam situasi belajar, orang dewasa menyukai
variasi, orang dewasa ingin belajar, orang dewasa belajar terbaik dengan
bekerja/praktek, memperlakukan orang dewsa dengan dewasa dan memastikan
pelatihan yang praktis. Kedua, pelatih OJT haus mempunyai keterampilan umum
yakni phisik kehadiran, pengamatan, mau mendengarkan pada trainee dan melakukan pertanyaan pada trainee. Ketiga, keterampilan pelatihan langkah demi langkah artinya
pelatih OJT harus mengimplementasikan 3 tahapan program yakni perencanaan,
menyiapkan dan mempresentasikan. Keempat, keterampilan penanganan masalah yakni
pelatih OJT harus diberi bimbingan didalam penanganan situasi jika pada
saat itu ada suatu masalah yang mereka hadapi. Contoh situasinya adalah takut
gagal, kemarahan ke arah pelatih dan issue di luar pelatihan.
Penggunaan OJT secara
luas , tidak diragukan lagi karena adanya beberapa manfaat yang dapat diperoleh
oleh perusahaan. Namun evaluasi pelaksanaan OJT perlu dilakukan baik sebelum
dan sesudah dilakukannya pelatihan. Evaluasi pelatihan meliputi dampak dari
pelatihan tersebut pada perilaku trainne
dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang. Adapun kriteria efektif yang
biasa digunakan adalah hasil (outcomes)
yang ditekankan pada pertama, reaksi peserta terhadap subyek dan proses program
pelatihan, kedua, pengetahuan atau pembelajaran yang diperoleh melalui
pengalaman mengikuti pelatihan, ketiga perubahan dalam perilaku sebagai hasil
dari pelatihan terakhir adalah hasil atau perbaikan. Guna meningkatkan kualitas
OJT dapat menggunakan Learning Management
Systems (LMS) dan e-Learning yang
merupakan alat authoring yang dapat membantu semua bagian dari pelatihan OJT. Namun
tergantung kebutuhan perusahaan apakah menggunakan LMS untuk melacak dan
mengelola satu atau lebih bagian dari proses OJT.
Metode OJT dapat dibagi
menjadi beberapa metode lagi yakni
Pertama, Job Instruction Training (Latihan Instruktur Pekerjaan). Dengan
memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan langsung pada pekerjaan dan terutama
digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan
sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya. Kedua, Job Rotation (Rotasi
Pekerjaan), dalam rotasi jabatan karyawan diberikan kesempatan untuk
mendapatkan pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang berbeda dan juga
praktek berbagai macam keterampilan dengan cara berpindah dari satu pekerjaan
atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain. Ketiga, Apprenticeships merupakan
proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman.
Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan, sehingga para
karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
Terakhir , Coaching adalah suatu cara pelaksanaan pelatihan dimana atasan
mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini
pengawas diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta
mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara
mengerjakannya.
Metode-metode OJT tersebut
dapat dikombinasikan dengan menggunakan alat bantu seperti peta-peta,
gambar-gambar, sampel-sampel masalah dan mendemonstrasikan pekerjaan agar
pegawai baru dapat memahaminya dengan jelas. Metode OJT yang popular
ini perlu mendapat pertimbangan dari perusahaan karena lebih mudah
menerapkannya di tempat kerja dengan biaya relatif kecil.
REFERENSI
Iswanto, Yun. 2011. Buku Materi Pokok EKMA 4214 Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. 2
Jakarta: Universitas Terbuka
George
M. Pikurich 2000. ASTD Handbook of Training Design and Delivery. New
York : McGraw-Hill
Indonesia. 2006. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan kerja
Nasional. http://www.Hukumonline.com.
5 Oktober 2012
Rajapresentasi.com. 2009. Jenis-Jenis Pelatihan. http://rajapresentasi.com/2009/04/jenis-jenis-training/.
5 Oktober 2012
Nur
Markhandieni, Lucinda. 2009. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan
di Pondok Jatim Park KotaBatu.http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/2498.
10 Oktober 2012
Artikel Tentang Komputer. 2012. Meningkatkan On The Job Training dengan LMS dan e-Learning Tools. http://kompterartikel.com/improving-on-the-job-training-with-lms-and-e/diakses
10 Oktober 2012
PT Pertamina (Persero). 2012. Code of Corporate Governance : Tatakelola Perusahaan. http: //PertaminaCodeofCorporateGovernance.pdf.15 Oktober 2012